Dampak Yang Terjadi Jika Anak Bayi Minum Bir

Dunia Kesehatan - Meskipun alkohol sering disajikan dalam minuman dan orang dewasa bisa menikmatinya, pada dasarnya alkohol adalah obat. Cara kerja alkohol mirip dengan obat antidepresan, yaitu dengan menekan atau memperlambat kerja otak. Seperti obat-obatan lainnya, alkohol dalam dosis berlebihan bisa membahayakan siapa pun yang meminumnya. Inilah mengapa anak-anak belum diperbolehkan minum minuman keras. Namun, sebenarnya apa yang mungkin terjadi kalau anak minum alkohol? Catat baik-baik penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Berbeda dengan orang dewasa, organ tubuh anak-anak belum mampu mencerna alkohol. Terutama pada anak di bawah usia 15 tahun. Bila anak minum alkohol, dampaknya bisa terasa dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek, anak bisa keracunan alkohol hingga menyebabkan kematian. Sedangkan dalam jangka panjang, ada kemungkinan anak menjadi seorang pecandu alkohol.

Akan tetapi, bila orangtua memang ingin mengenalkan remaja pada minuman keras yang mengandung alkohol, sebaiknya berikan sedikit-sedikit secara bertahap. Menurut para pakar, Anda sebaiknya tidak menawarkan anak minum alkohol sebelum ia menginjak usia 15 tahun. Selain itu, pastikan Anda selalu ada bersama anak ketika ia mencoba minuman beralkohol. Bila Anda menyimpan minuman beralkohol di rumah, jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Untuk mencegah anak minum di luar pengawasan orangtua, Anda juga wajib memberikan pendidikan seputar bahaya alkohol serta mengajari cara menolak ajakan teman sebayanya untuk minum minuman keras tanpa pengawasan orangtua.


Dampak minum alkohol pada tubuh anak yang masih berada dalam masa pertumbuhan cukup serius. Ini dia lima bahaya yang mungkin terjadi kalau anak di bawah umur minum alkohol.

1. Keracunan alkohol
Keracunan alkohol bisa terjadi kalau anak-anak mengonsumsi minuman beralkohol dalam dosis tinggi. Keracunan alkohol biasanya ditandai dengan gejala seperti linglung, mual, muntah, sulit bernapas, suhu tubuh menurun drastis (badan jadi dingin), kejang, hilang kesadaran (pingsan), dan kulit jadi sangat pucat atau membiru. Dalam beberapa kasus, anak bisa koma atau meninggal dunia karena keracunan alkohol.

2. Gula darah rendah
Gula darah rendah adalah salah satu efek samping yang mungkin terjadi bila anak minum alkohol. Pasalnya, di dalam tubuh anak-anak, alkohol akan menghalangi pelepasan glukosa (gula) ke dalam darah. Akibatnya, kadar gula darah pun menurun drastis. Kondisi ini juga dikenal sebagai hipoglikemia.

Gula darah rendah bisa menyebabkan sakit kepala, kejang, hingga koma karena otak anak tidak mendapatkan asupan glukosa yang cukup. Bila kadar gula dalam darah anak benar-benar anjlok dan tidak segera ditangani, hipoglikemia bisa menyebabkan kematian mendadak. Namun, kasus ini memang sangat jarang ditemui.

3. Kerusakan hati
Hati (liver) adalah organ yang bertugas untuk memisahkan racun dan membuangnya dari tubuh Anda. Alkohol adalah salah satu jenis racun yang harus dibuang oleh hati. Bila anak Anda sering mengonsumsi minuman beralkohol, organ hati pun dipaksa untuk bekerja lebih keras. Hal tersebut membuat hati anak lebih rentan mengalami kerusakan atau sirosis.

4. Gangguan fungsi otak
Alkohol akan langsung menimbulkan reaksi pada sistem saraf pusat dalam otak anak. Bagian otak yang terkena efek alkohol adalah hipokampus yang mengatur koordinasi, pergerakan, daya ingat, kemampuan berpikir, dan kemampuan berbahasa.

Bila sejak kecil otak anak sudah terpapar alkohol, kerusakan yang terjadi pada sistem saraf pusat bisa menjadi serius dan permanen. Akibatnya, kemampuan kognitif anak seperti berpikir, mengingat, serta mengambil keputusan jadi terganggu.

5. Pertumbuhan terhambat
Bila anak-anak sudah mulai minum alkohol, perkembangan organ-organ vital dalam tubuhnya seperti otak, hati, jantung, dan tulang akan terhambat. Ini karena alkohol dalam tubuh anak akan mengganggu keseimbangan hormon. Sedangkan hormon berperan sangat penting dalam mengatur berbagai fungsi tubuh anak, misalnya menjaga kepadatan tulang.

6. Kecanduan alkohol
Sejumlah penelitian membuktikan kalau anak yang sudah minum alkohol sejak kecil lebih rentan mengalami masalah kecanduan alkohol di usia remaja dan dewasa. Selain itu, minum alkohol sebelum usia 14 tahun cenderung mendorong anak melakukan berbagai perilaku berisiko. Misalnya melakukan kekerasan, menggunakan obat-obatan terlarang, atau melakukan seks bebas dengan banyak pasangan.


Maka, arahan dan pengawasan dari orangtua sangat berpengaruh dalam membentuk rasa tanggung jawab anak ketika mengonsumsi alkohol. Ini juga yang jadi alasan anak di bawah 21 tahun tidak dianjurkan untuk minum alkohol.