Dunia Kesehatan - Karakter dan kepribadian anak amat ditentukan oleh latar belakang keluarga. Orang tua khususnya, berperan penting dalam pembentukan pola pikir dan kreativitas anak. Namun, sering kali tanpa sadar, orang tua justru melakukan hal-hal yang menghambat tumbuhnya kreativitas anak.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta atau daya cipta. Di dunia modern saat ini, kreativitas sangat penting dimiliki untuk membuat berbagai terobosan dan inovasi. Bisa dibilang, kreativitas menjadi modal awal anak untuk dapat menjadi insan yang berguna di masa depan.
Kebiasaan yang bisa hambat Kreativitas anak
Pada dasarnya, setiap anak terlahir dengan rasa ingin tahu yang besar dan keinginan untuk bereksplorasi. Jika diasah dengan baik, anak akan menjadi kreatif. Sayangnya, dalam perjalanan pengasuhan anak, orang tua kerap melakukan hal-hal atau kebiasaan yang justru menghambat kreativitas si Kecil.
Apa sajakah kebiasan itu? Ini beberapa di antaranya:
Memarahi anak
Tidak selamanya anak akan bersikap manis. Ada masanya ia berbuat hal yang salah atau menjengkelkan. Menghadapi hal ini, sering kali orang tua lepas kendali dan memarahi anak.
Namun, terlalu sering memarahi anak, akan membuatnya takut melakukan sesuatu dan tidak berani mengambil risiko. Hal tersebut jelas-jelas dapat menghambat kreativitasnya karena ia menjadi tidak berani mencoba hal-hal yang baru.
Penelitian juga sudah membuktikan bahwa tindakan memarahi anak dapat berpengaruh pada pembentukan sinaps (hubungan antara sel saraf) di otak.
Melarang atau menakut-nakuti anak
Sering melarang atau menakut-takuti anak akan membuatnya takut mengambil risiko, sama halnya ketika ia dimarahi. Anak akan cenderung pasif karena khawatir akan hal-hal negatif yang disampaikan orang tuanya.
SITUS POKER ONLINE 24 JAM - POKER ONLINE PULSA TELKOMSEL - POKER ONLINE PULSA XL - SITUS POKER ID PRO - SITUS POKER 24 JAM
Tentu bukan berarti anak diperbolehkan melakukan apapun. Orang tua juga perlu bijak menentukan mana yang memang tidak boleh dilakukan oleh anak. Namun, saat hendak melarang anak, Anda juga sebaiknya menyampaikan alasannya dengan baik sehingga anak mengerti mengapa ia tidak boleh melakukannya.
Selalu mengikuti anak
Bila Anda senantiasa “membayangi” anak, selalu duduk disampingnya dimana pun ia berada, mengatur segala aktivitasnya, dan segera memperbaiki bila ada yang dianggap salah atau kurang baik, secara tak langsung Anda sedang membunuh kreativitas anak.
Kreativitas anak tumbuh ketika ia dibiarkan bereksplorasi juga ketika ia melakukan kesalahan dan belajar dari kesalahan tersebut. Cukup awasi anak saat ia main sendiri dan biarkan ia berkembang sesuai imajinasinya.
Membuat jadwal kegiatan yang padat
Adalah hal yang lumrah saat ini anak diikutkan berbagai les atau kegiatan di luar rumah, mulai dari les bahasa, musik, olahraga, bahkan kompetisi. Tentu bukan berarti hal tersebut sepenuhnya salah.
Bila memang anak yang menginginkan kegiatan tersebut dan sesuai dengan minatnya, sebagai orang tua, Anda wajib mendukungnya. Namun, bila kegiatan di luar rumah sudah terlalu padat hingga anak terlalu lelah dan kehilangan waktu bermainnya, Anda harus evaluasi kembali.
Salah satu kebutuhan alami seorang anak adalah bermain. American Academy of Pediatrics menyatakan bahwa setiap anak harus memiliki waktu untuk bermain setiap harinya karena bermain adalah kebutuhan tiap anak.
Penelitian membuktikan bahwa anak yang di usia dini banyak bermain akan memiliki kemampuan kognitif dan sosial yang baik saat ia sekolah nanti. Jadi, biarkan ia bermain di rumah atau di luar rumah. Lewat bermain, anak akan belajar dan mengasah kreativitasnya.
Jika Anda ingin si Kecil menjadi anak yang cerdas, aktif, dan penuh kreativitas, hentikan kebiasaan-kebiasaan di atas. Mulailah terapkan pola asuh yang positif dan jadikan rumah Anda menjadi lingkungan yang mendukung kreativitas anak. Biarkan anak menjadi dirinya dan mengembangkan potensi yang dimiliki. Pantau anak sambil memberikan rambu-rambu yang baik padanya.
0 Comments